Call

Tukang Taman Surabaya Dan Desain Taman Surabaya : Jenis Batu Alam

Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat, terutama untuk penyelesaian akhir (finishing) bangunan.  Kesan alami (natural) serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu alasan batu alam menjadi begitu populer.  Dinding, taman, pagar, bahkan kamar mandi tidak luput dari sentuhan material ini.  Keragaman jenis serta cara pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan membuat batu alam seolah menjadi menu wajib dalam pembangunan sebuah rumah.
Namun perlu diingat bahwa tidak semua bagian rumah bisa mempergunakan material batu alam.  Ruangan  yang mudah terkena kotoran seperti dapur dan garasi sebaiknya menghindari pemakaian material ini, mengingat karakter batu alam apabila terkena kotoran seperti cipratan oli atau minyak akan sulit dibersihkan.
Saat ini banyak tersedia variasi dan jenis batu alam di pasaran. Jenis batu alam dapat dibedakan dari proses penciptaan, tingkat kekerasan, kandungan mineral serta daya serap atau besar kecil pori-pori. Batu jenis lempengan dengan permukaan rata umumnya dipakai untuk lantai atau pelapis dinding, sedangkan batu dengan permukaan kasar banyak digunakan untuk dinding luar atau pagar.
Secara umum jenis batu alam dapat dibedakan menjadi dua yaitu


1.Batu Keras

 
Batuan jenis keras adalah batuan yang usianya lebih tua. Kondisi tersebut memberi dampak bahwa batu jenis ini mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi dan porositasnya rendah.
Jenis batuan ini sangat kuat dan keras.  Berikut beberapa contoh batu jenis keras :


–          Batu Andesit

Batu andesit adalah batu paling keras di antara batu alam yang umum dipakai serta memiliki tingkat porositas kecil karena berpori rapat. Batu jenis ini berasal dari gunung berapi dan memiliki beberapa ciri yang mudah dikenali, yaitu berwarna abu-abu atau hitam serta ada pula yang memiliki bintik hitam karena adanya proses pembakaran lebih lanjut. Jenis batu ini sudah sangat lama dipakai sebagai material bangunan.  Bahkan di era kolonial Belanda, batu andesit  sering digunakan sebagai bahan untuk mempercantik dinding, pagar, jembatan, bahkan saluran irigasi.  Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk dipakai sebagai dinding waterfall juga kolam minimalis dan cocok dipakai di segala ruang. Apalagi tipe batu ini sesuai untuk bangunan yang cenderung memiliki gaya minimalis.Batu Andesit memiliki bentuk lempeng dan tersedia  di pasaran dalam berbagai ukuran yaitu 5 cm x 20 cm hingga 20 cm x 40 cm serta memiliki ketebalan 3-4 cm. Sedangkan jenis dan warnanya bervariasi. Batu jenis ini dinamai sesuai daerah asalnya, misal andesit cibereum, andesit cipanca, andesit gunung haur ataupun andesit cilimus. Masing masing mempunyai karakteristik dan keunikannya tersendiri. Motif yang tersediapun beragam, mulai dari alur lurus, alur cacing, belah ketupat, diagonal hingga Napoli. Adapun pola pemasangannya memiliki berbagai variasi, seperti susun bata, susun sirih, kotak-kotak bujur sangkar, pemasangan maju mundur dan sebagainya. Pola susun bata paling banyak digunakan  karena menjadikan struktur pelapis dinding menjadi kuat dan saling mengikat.


–          Batu gilang

Di pasaran, batu gilang atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali. Selain sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk pelapis dinding maupun lantai.  Batu ini terbentuk dari intrusi batuan andesit. Batu gilang memiliki beberapa ciri, diantaranya berpori kecil, memiliki susunan yang berlapis-lapis, sehingga mudah dibelah menjadi lempengan-lempengan tipis, sehingga orang lebih banyak menyebutnya batu templek.  Penamaannyapun sesuai dengan nama daerah asalnya, misal gilang hitam tasik, pekalongan dan garut sedangkan batu dari purwakarta dan banjar memilki warna yang lebih coklat.dari malang warnanya merah tua dantepinya lebih tajam dibandingkan dengan gilang jember Warna yang umum dijumpai adalah abu-abu, hitam, hijau tua dan merah tua.
Pengaplikasian batu gilang ini sebagian besar digunakan untuk bagian luar (eksterior) misal dinding pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering. Namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di dalam ruangan (interior).

–          Batu Marmer
Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih, penyusun utamanya adalah mineral kalsit. Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Pemakaian batu marmer di dalam rumah mampu memberi kesan mewah. Urat pada batu marmer memberikan tampilan yang menarik.  Batu marmer di pasaran dijual dalam bentuk  lempengan yaitu marmo ( permukaan gelombang), bakaran (permukaan dibakar), keprik ( bermuka gerigi) dan Napoli ( geriginya lebih besar).
Selain marmer import, batu jenis ini dapat pula ditemukan pbeberapa tempat di Indonesia. Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terlama di Indonesia. Citatah adalah salah satu penghasil marmer di Indonesia yang mampu membawa nama Indonesia sebagai salah satu produsen marmer di dunia. Saat ini penghasil marmer di Indonesia tersebar di berbagai daerah seperti Lampung, Jawa Tengah, Bandung, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, dan Kupang
Jika  memutuskan untuk menggunakan marmer disarankan untuk memilih yang berwarna gelap. Karena marmer memiliki pori-pori yang dapat menyerap noda akibat tumpahan kopi atau bahan kimia. Kelemahan material ini adalah tidak tahan terhadap goresan. Untuk mengatasinya, marmer bisa diberi  lapisan akrilik atau coating. Hal ini membuat marmer tetap mudah dibersihkan jika terkena noda. Atau kita bisa memakai jasa poles marmer. Proses pemolesan dapat dilakukan secara rutin tiap 3 atau 6 bulan sekali. Perlu diperhatikan bahwa  sifat marmer yang sensitif terhadap perubahan cuaca maka hindari penggunaan marmer untuk bagian rumah yang sering terkena hujan dan panas.

–          Batu Granit

Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang popular di  masyarakat, ditambang dalam bentuk balok-balok besar. Granit adalah batuan beku intrutif yang sudah banyak di aplikasikan pada rumah tinggal, gedung, mal, hotel, rumah sakit dan lain-lain. Kata granit berasal dari bahasa bahasa Latin, granum.
Granit sangat cocok digunakan untuk pelapis dinding (Wall veneer),lantai  serta dinding kamar mandi agar menimbulkan suasana natural dan segar. Karena sifatnya yang tahan terhadap susuh tinggi, batu jenis ini bisa digunakan di permukaan dapur (countertops). Strukturnya yang keras memungkinkannya untuk digunakan di dalam maupun di luar ruangan. Untuk memperlambat pertumbuhan jamur pada permukaannya maka dapat ditambahkan polish.
Di pasaran dikenal 2 jenis batu granit, yaitu batu granit yang berasal dari dalam negeri (lazim disebut granit lokal) maupun dari luar negeri (granit import).  Beberapa jenis batu granit local yang dikenal (berdasarkan daerah asal dan warna) diantaranya Pulau Bangka (Bianco Beli-putih dan Azul Bangka-biru), Mendalam Pemalang (granit abu), Granit lampung (granit merah) , Bangka (granit putih)dan  Belitung (granit putih dan granit merah muda/pink).


2.Batu Lunak

 
Batuan jenis lunak adalah batu yang usianya lebih muda sehingga mempunyai tingkat kepadatan lebih rendah dengan tingkat porositas tinggi. Hal inilah yang  menyebabkan jenis batuan ini lebih lunak. Beberapa batu jenis lunak ini diantaranya :


–          Sandstone


Batu pasir atau sandstone berasal dari endapan butiran pasir yang mengalami perubahan selama bertahun-tahun.  Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir (sandstone) dapat memiliki berbagai  jenis warna dan  warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerahnya. Sebagai contoh, sebagian besar wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya.
Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk.  Karakteristiknya lunak dan mudah dipahat. Penggunaannya cocok untuk di dalam (interior) dan di luar ruangan (eksterior). Batuan jenis sandstone ini umumnya bersifat porous. Apabila digunakan pada lantai yang memikul beban berat , misal carport,  pilihlah batu yang memiliki ketebalan 4 cm keatas. Sedangkan  untuk penggunaan di luar ruangan (eksterior), pilihlah pada ruangan (area) yang panas dan tidak lembab, karena jamur dan lumut sangat cepat tumbuh di batu jenis ini. Untuk menghindari tumbuhnya jamur dan lumut pada batu, pergunakan coating.
Untuk memperoleh hasil maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan atau instalasi.  Batu jenis ini hendaknya dipasang dalam keadaan basah atau dicelupkan kedalam air terlebih dahulu hingga benar-benar basah, kemudian baru dipasang. Pergunakan adukan semen dan pasir atau semen instan, karena batu jenis ini menyerap kandungan air dari adukan semen yang mengakibatkan adukan semen tidak melekat dengan sempurna.
Beberapa contoh batu pasir (sandstone) yang banyak dikenal di pasaran, diantaranya :

  1. Batu Palimanan
Batu Palimanan adalah salah satu batu favorit.  Batu yang mulai dikenal pada tahun 50-an ini sesuai namanya, di produksi di daerah Palimanan – Cirebon. Secara tekstur warna batu ini dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Palimanan Kuning dan Palimanan putih. Batu Palimanan kuning selain berwarna kuning juga mempunyai serat kecoklatan sedangkan batu Palimanan Putih mempunyai warna dominan putih ke abu-abuan.
Ada dua macam bentuk batu palimanan yaitu RTM (Rata Mesin)  dan RTA (Rata Alam). RTM memilik ciri khas kedua sisinya halus sedangkan RTA salah satu sisinya tampak kasar menonjol. Batu palimanan cocok dipasang pada bidang eksterior maupun interior suatu bangunan. Sifatnya yang empuk menjadi keistimewaan batu ini sehingga dapat dibentuk menjadi aneka ornamen dan patung.
Karena memiliki warna yang terang dan berpori, sangat disarankan apabila selesai dipasang langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk menahan laju tumbuhnya lumut.  Pada  Batu Palimanan kuning, coating dapat pula berfungsi sebagai penajam warna sehingga serat-seratnya akan semakin jelas terlihat seperti pada kayu yang sudah di pelitur.

  1. Bali Green
Bali Green atau Tuff Breccia adalah salah satu jenis batu yang unik. Permukaan batunya memiliki kekhasan yaitu terdapat kumpulan corak batu-batu kecil dan besar. Penggunaannya bisa untuk di dalam maupun di luar ruangan. Saat ini tersedia beberapa pilihan warna diantaranya hijau, hijau lumut, hijau tua, coklat, biru serta abu-abu.

  1. Batu Breksi
Batu breksi memiliki beberapa variasi warna diantaranya putih (putih sedikit keabu-abuan), hijau dan coklat. Batu jenis ini banyak disukai konsumen karena memiliki urat yang tampak samar dan cenderung lurus. Karena sifat fisik batu breksi yang lunak dan empuk, sebaiknya pada saat pemasangan perlu lebih berhati-hati.

–          Limestone

Limestone atau batu gamping adalah batuan yang terbentuk dari pengerasan kapur.  Contoh batuan jenis limestone yang banyak dikenal di pasaran adalah batu paras. Batu paras memiliki tekstur yang halus. Proses pembuatannya banyak dibantu dengan mesin. Ada beberapa pilihan warna diantaranya kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm.

Batu paras cocok diaplikasikan di segala ruang (eksterior maupun interior). Namun ada hal yang perlu diingat bahwa batu paras memiliki tingkat porositas tinggi sehingga mudah lembab dan ditumbuhi lumut. Sehingga jika dipergunakan di luar ruangan (eksterior) hendaknya dilapisi dengan coating. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pada saat pemadangan hendaknya menggunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat di dinding.
Batu paras yang banyak beredar di pasaran berasal dari dua daerah berbeda. Batu paras dari Bali dikenal dengan sebutan “Paras Taro” sedangkan yang berasal dari Yogyakarta dikenal dengan sebutan “Paras Yogya.”

 
–          Batu Candi

Sifatnya yang cenderung  alami dan berkesan sejuk menjadi salah satu alasan mengapa batu ini banyak digemari konsumen.  Batu candi sudah dikenal sejak jaman dulu karena banyak digunakan untuk pembuatan candi, stupa serta patung.  Batu candi terbentuk dari pendinginan lava dari letusan gunung berapi. Ciri-ciri yang mudah dikenali dari batu candi ini adalah memiliki pori-pori besar  sehingga mudah menyerap air, berwarna gelap terutama pada saat terkena air serta memiliki tekstur kasar.

Di pasaran batu candi banyak dijual dalam bentuk lempengan. Ukuran yang tersedia diantaranya,  10 cmx20 cm, 15 cmx30 cm, 20 cmx20 cm, 20 cmx30 cm, 20 cmx40 cm, dan 40 cmx40 cm. Karena sifat batu candi yang mudah menyerap air, sebaiknya jika diaplikasikan di luar ruangan (eksterior) dilapisi dengan coating agar tidak ditumbuhi lumut. Jenis batu candi yang populer adalah Borobudur lava.
Sebenarnya masih banyak jenis batu alam lain yang tersedia di pasaran, namun setidaknya apa yang disajikan di atas dapat membantu pembaca untuk lebih mengenal jenis dan karakteristik batu alam.Terima kasih atas kunjungan anda Semoga bermanfaat buat kita semua, dan bila anda membutuhkan jasa pemasangan batu alam pada rumah maupunkantor anda jangan segan segan memakai jasa kami TIANGGADA_Art selalu siap membantu anda.


Artikel Terkait